Asia Pasifik harus bertindak cepat untuk menstimulasi pemulihan ekonomi regional

Jakarta, 3 Desember 2020 - Menyusul penandatanganan perjanjian perdagangan terbesar dunia, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), PwC Asia Pasifik mengeluarkan laporan terbaru yang berjudul Asia’s Pacific Time. Laporan ini mengeksplorasi apa yang perlu dilakukan kawasan tersebut saat ini, untuk melanjutkan kesuksesan pertumbuhan ekonomi yang telah tercapai selama tiga dekade terakhir, dan menyerukan kepada pemerintah, pebisnis, dan masyarakat untuk bertindak sekarang agar kawasan tersebut dapat menjamin masa depan bersama.

Dengan banyaknya keragaman di kawasan Asia Pasifik, laporan tersebut menyajikan strategi pertumbuhan dengan memahami bahwa penyesuaian lokal tidak hanya diperlukan, tetapi juga penting untuk keberhasilan implementasi.

Laporan tersebut dibuat dengan adanya pandangan disrupsi dan tantangan yang terus menerus dialami oleh pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik dalam beberapa tahun terakhir. Perlindungan perdagangan, ketegangan geopolitik, perubahan demografi, dan perubahan iklim, semuanya telah mengancam pertumbuhan kawasan tersebut. Pandemi COVID-19 telah memperberat tantangan tersebut dan perlunya mempercepat untuk bertindak. Laporan tersebut menyoroti kebutuhan mendesak akan kepemimpinan yang kuat dengan visi baru, didukung oleh kebijakan pendukung yang memfasilitasi kerjasama pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.

Raymund Chao, Chairman PwC Asia Pasifik berkata, “Kawasan Asia Pasifik tidak dapat lagi mengandalkan pertumbuhan pasif dengan harapan bahwa faktor-faktor pertumbuhan fundamentalnya seperti urbanisasi, sumber daya manusia, arus perdagangan, dan peningkatan adopsi teknologi, akan terus menarik cukup investasi untuk membantunya melewati masa-masa yang penuh tantangan ini. Sebaliknya, para pemangku kepentingan harus lebih mandiri dengan melengkapi investasi global dengan visi dan strategi yang lebih berpusat pada Asia Pasifik.”

“Prinsip-prinsip pertumbuhan yang baru yaitu ketahanan, kepemilikan bersama, transparansi, dan tujuan bersama akan menjadi kunci keberhasilan,” kata Chao.

Eddy Rintis, Territory Senior Partner PwC Indonesia, menambahkan pandangannya mengenai kondisi Indonesia saat ini, “Mengatasi tantangan pertumbuhan ini menjadi penting untuk memperbaiki, mendesain ulang, dan membangun kembali ekonomi Indonesia untuk masa depan pasca COVID-19 - menciptakan urgensi untuk meningkatkan pertumbuhan lapangan kerja, kelestarian lingkungan, dan penguatan kelembagaan. Selain itu, dengan adanya Omnibus Law yang baru, kami berharap undang-undang ini dapat menjadi katalisator yang baik untuk lebih meningkatkan investasi bisnis di Indonesia.”

Laporan tersebut mengidentifikasi lima pilar yang utama dan saling terkait sebagai fokus dalam membangun masa depan yang lebih tangguh dan inklusif untuk Asia Pasifik.

Pilar pertama — Memajukan ekonomi digital: Perusahaan harus mengidentifikasi area-area yang tepat untuk digitalisasi dan memprioritaskan penerapan solusi teknologi yang sesuai di seluruh value chain perusahaan. Namun perusahaan juga perlu mengambil langkah-langkah pencegahan terkait ketahanan siber, di mana pemerintah telah memfasilitasi dengan menerbitkan peraturan dan membentuk kerja sama pemerintah dan badan usaha dalam melawan cybercrime.

Pilar kedua — Mendorong pertumbuhan perusahaan regional: Perusahaan harus mengadopsi strategi regionalisasi yang digerakkan oleh kapabilitas berdasarkan tiga area mendasar: kinerja operasional, inovasi produk dan proses, dan keunggulan strategi go-to-market, bersama dengan adopsi digital dan ekspansi regional di sektor jasa.

Pilar ketiga — Menyeimbangkan kembali rantai pasokan dan mendorong inovasi: Ada peluang bagi perusahaan untuk merestrukturisasi rantai pasokan globalnya dan bertransisi ke jaringan baru yang terintegrasi secara regional. Rantai pasokan regional yang didukung teknologi ini akan membantu organisasi mengelola jaringan pengadaan, produksi dan distribusinya dengan lebih baik guna mencapai transparansi yang lebih tinggi dan ketahanan yang lebih baik.

Pilar keempat — Memperluas dan mempersiapkan angkatan kerja menghadapi masa depan: Program pelatihan ulang yang sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan dan karyawan dapat membentuk kembali kemampuan karyawan untuk berkontribusi pada kesuksesan secara ekonomi, sementara kemitraan antara pemerintah dan industri dapat membuat peningkatan keterampilan menjadi lebih efektif. Pemerintah harus memimpin dengan menyelaraskan kembali sistem pendidikan dengan prioritas pertumbuhan di masa depan dan memperjelas peran dan tanggung jawab baru bagi bisnis dan masyarakat.

Pilar kelima — Membangun ketahanan perubahan iklim menuju masa depan emisi karbon net-zero: Asia Pasifik perlu mengambil peran kepemimpinan dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Kawasan ini harus menciptakan ekonomi melingkar yang membantu dunia bergerak menuju emisi net zero dengan meningkatkan kerja sama di antara pemangku kepentingan termasuk pemerintah, bisnis, instansi lingkungan hidup, dan masyarakat.

Catatan kepada editor

Untuk membaca laporan, kunjungi situs PwC di https://pwc.to/2UzdZzC

 

Tentang PwC Indonesia

PwC Indonesia terdiri dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, dan Melli Darsa & Co., Advocates & Legal Consultants, masing-masing sebagai entitas hukum dan firma anggota yang terpisah dari jaringan global PwC.

 

Tentang PwC

Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 155 negara dengan lebih dari 284.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com.

PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.

© PwC 2020. Hak cipta dilindungi undang-undang.

Contact us

Cika Andy

External Communications, PwC Indonesia

Tel: +62 21 509 92901

Follow PwC Indonesia