27 Desember 2021 – Investasi dari venture capital dan ekuitas swasta yang mengalir ke teknologi iklim, mencapai US$87,5 miliar selama Semester II 2020 dan Semester I 2021, dengan lebih dari US$60 miliar masuk pada paruh pertama tahun 2021. Ini menunjukkan peningkatan 210% dari US$28,4 miliar yang diinvestasikan di sepanjang 12 bulan sebelumnya. Kini seluruh 14¢ dari setiap dolar investasi Venture Capital (VC) digunakan untuk teknologi iklim. Menurut PwC State of Climate Tech 2021, area yang masih kurang pendanaan investasi adalah penanganan kontributor emisi global. Dari 15 solusi teknologi yang dianalisa, terdapat lima teratas yang mewakili lebih dari 80% potensi pengurangan emisi pada tahun 2050, hanya menerima 25% dari investasi teknologi iklim antara tahun 2013 dan Semester I 2021.
Emma Cox, Global Climate Leader, PwC Inggris, mengatakan: “Dunia memiliki waktu 10 tahun untuk mengurangi separuh emisi rumah kaca global jika kita ingin memiliki harapan untuk mencapai net zero pada tahun 2050. Inovasi sangat penting untuk menjawab tantangan itu dan kabar baiknya adalah investasi teknologi iklim meningkat secara signifikan di semua bidang. Namun, penelitian kami menemukan adanya potensi untuk menyalurkan dan mendorong investasi lebih baik lagi di bidang teknologi yang memiliki potensi pengurangan emisi terbesar di masa depan.
Teknologi iklim mencakup teknologi yang berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). Dengan adanya pertumbuhan pesat antara tahun 2013 dan 2018, investasi teknologi iklim stabil selama 2018-2020, hal ini dipengaruhi oleh tren ekonomi makro dan pandemi global. Namun investasi melonjak tajam pada Semester I 2021, hal tersebut didorong oleh peningkatan fokus pada ESG di pasar swasta, peraturan dan standar baru yang muncul, serta ribuan perusahaan yang berkomitmen menerapkan strategi net zero.
Menurut laporan PwC:
Julian Smith, ESG, Government, and Infrastructure Advisor dari PwC Indonesia menyampaikan: “Teknologi tidak selamanya efektif, tetapi pertumbuhan pesat teknologi iklim merupakan mekanisme penting untuk melandaikan kurva emisi dan menempatkan kita di jalur yang tepat untuk memenuhi sasaran penurunan 1,5 derajat suhu bumi. Investasi diperlukan di semua bidang, maka dari itu menargetkan pendanaan ke bidang teknologi yang baru dapat mendorong inovasi serta terobosan yang diperlukan untuk mempercepat dekarbonisasi. Tantangannya adalah implementasi, kecepatan, skala, hingga dibutuhkannya keterlibatan dan tindakan dari pembuat kebijakan serta investor untuk merealisasikan potensi teknologi iklim ini.”
Investasi meningkat di semua bidang teknologi yang diuji, namun difokuskan pada solusi teknologi yang mampu menyumbang 20% dari potensi pengurangan emisi. Hal ini menunjukan bahwa masih adanya peluang untuk berfokus pada area dan teknologi dengan pengurangan emisi yang lebih besar.
Perlu dicatat juga meskipun secara keseluruhan mengalami pertumbuhan, jumlah investasi awal venture capital, modal benih, dan investasi Seri A dalam teknologi iklim sebagian besar tetap stabil sejak tahun 2018. Hal tersebut mencerminkan kematangan teknologi iklim sebagai aset, namun juga menandakan adanya kebutuhan untuk mendanai lebih banyak perusahaan startup yang berpotensi menjadi unicorn dan gigacorn di bidang teknologi iklim.
Amerika Serikat saat ini memimpin dalam investasi teknologi iklim, menarik hampir 65% dari investasi venture capital, yaitu sebesar US$56,6 miliar dari Semester II 2020 hingga Semester I 2021. Tiongkok diperkirakan telah mengumpulkan US$9 miliar investasi teknologi iklim pada periode yang sama, sementara Eropa meraih US$18,3 miliar, didorong oleh peningkatan mobilitas dan transportasi hampir 500% (494%) pada Semester II 2020 dan Semester I 2021, dibandingkan dengan periode 12 bulan sebelumnya.
Emma Cox menambahkan: “Dalam 12 bulan terakhir ini, kita telah melihat komitmen global untuk menanggapi krisis iklim dan mencapai net zero. Kini terdapat peluang penting bagi venture capital untuk menetapkan arah perjalanan investasi, dengan meningkatkan fokus pada area-area teknologi utama yang akan mendorong kemajuan terbesar dalam dekarbonisasi.”
Tentang laporan PwC State of Climate Tech 2021
Data pendanaan disediakan oleh Dealroom.com, platform data global yang mengumpulkan informasi tentang perusahaan rintisan, investor, dan transaksi kesepakatan. Analisis investasi kami didasarkan pada laporan Climate Tech Investment Index PwC, basis data yang eksklusif dan terus diperbarui tentang perusahaan rintisan dan investor teknologi iklim, yang dibangun dengan model pembelajaran mesin dan dilengkapi dengan verifikasi manusia, dan merupakan bagian dari Climate Tech Platform PwC yang lebih luas. Analisis kami difokuskan pada pasar swasta dan pendanaan pemerintah dalam perusahaan rintisan teknologi iklim. Pendekatan yang diambil adalah dengan menyoroti tren keuangan dalam teknologi iklim inovatif yang ingin berkembang. Analisis ini tidak mencakup pasar publik yang substansial atau pembiayaan proyek teknologi iklim yang matang (misalnya proyek energi terbarukan skala besar seperti pembangkit listrik tenaga angin dan surya), juga tidak mencakup pendanaan litbang (R&D) perusahaan untuk teknologi iklim.
Data yang mendasari analisis yang ditetapkan dalam laporan ini mencakup investasi venture capital dan ekuitas swasta dalam perusahaan rintisan yang telah mengumpulkan dana sedikitnya US$1 juta. Jenis putaran pendanaan yang dianalisis meliputi hibah, Angel, benih (Seed), Seri AH, dan IPO (termasuk SPAC). Data penilaian bersumber dari Dealroom.co dan laporan media.
Sumber data yang digunakan memiliki jangkauan yang lebih kuat di pasar Eropa dan Amerika Utara. Oleh karena itu, analisis ini mungkin merupakan perkiraan konservatif dari tingkat relatif investasi Tiongkok dan investasi keseluruhan.
Tentang PwC Indonesia
PwC Indonesia terdiri dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, dan Melli Darsa & Co., Advocates & Legal Consultants, masing-masing sebagai entitas hukum dan firma anggota yang terpisah, dan semuanya secara bersama-sama membentuk firma anggota Indonesia dari jaringan global PwC, yang secara bersama-sama disebut sebagai PwC Indonesia.
Tentang PwC
Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 156 negara dengan lebih dari 295.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com.
PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.
© PwC 2021. Hak cipta dilindungi undang-undang.