Valuasi Merger & Acquisition meningkat pesat pada semester II/2020, meskipun COVID-19 berdampak pada ekonomi

  • Volume transaksi naik 18% dan nilai transaksi meningkat 94% pada Semester II/2020
  • Transaksi jumbo berlipat ganda pada Semester II/2020
  • Subsektor teknologi dan telekomunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi seiring dengan percepatan permintaan aset digital
  • Perusahaan akuisisi bertujuan khusus (Special-purpose acquisition companies/SPAC) mengumpulkan modal sekitar $70 miliar

Jakarta, 16 Maret 2021 – Valuasi Merger & Acquisition (M&A) melonjak; aktivitas transaksi global didorong oleh valuasi yang kaya dan persaingan ketat dalam banyak aset digital atau berbasis teknologi, menurut analisis terbaru PwC, Global M&A Industry Trends.

Mengulas enam bulan terakhir di tahun 2020, analisis tersebut mengamati aktivitas transaksi global dan menggabungkan wawasan dari spesialis industri transaksi global dari PwC untuk mengidentifikasi tren-tren utama yang mendorong aktivitas M&A, dan prediksi investment hotspots untuk tahun 2021.

Terlepas dari ketidakpastian yang ditimbulkan dari COVID-19, lonjakan aktivitas M&A terlihat pada semester kedua tahun 2020.

“COVID-19 memberi pandangan sekilas tentang masa depan kepada perusahaan-perusahaan, dan banyak di antaranya yang tidak menyukai apa yang diproyeksikan. Akselerasi digitalisasi dan transformasi bisnis langsung menjadi prioritas utama, di mana M&A dipandang sebagai cara tercepat untuk mewujudkannya. Hal ini menciptakan lanskap yang sangat kompetitif untuk aktivitas transaksi yang tepat,” kata Brian Levy, Global Deals Industries Leader PwC, Partner, PwC AS.

Sejumlah informasi penting dari aktivitas transaksi M&A pada semester kedua tahun 2020 meliputi:

  •  Aktivitas deal-making melonjak pada semester kedua tahun ini, di mana total volume dan nilai transaksi global meningkat masing-masing sebesar 18% dan 94%, dibandingkan dengan semester pertama tahun ini. Selain itu, volume dan nilai transaksi naik dibandingkan enam bulan terakhir tahun 2019.
  •  Nilai transaksi yang lebih tinggi pada semester kedua tahun 2020 sebagian disebabkan oleh peningkatan transaksi jumbo (>$5 miliar). Secara keseluruhan, 56 transaksi jumbo diumumkan pada semester kedua tahun 2020, dibandingkan dengan 27 transaksi pada semester pertama tahun tersebut.
  •  Subsektor teknologi dan telekomunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi dalam volume dan nilai transaksi pada semester kedua tahun 2020, di mana volume transaksi teknologi naik 34% dan nilai naik 118%. Volume transaksi telekomunikasi naik 15% dan nilainya meningkat secara signifikan hampir 300% karena adanya tiga transaksi jumbo telekomunikasi.
  •  Berdasarkan wilayah, volume transaksi meningkat 20% di Amerika, 17% di wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA), dan 17% di Asia Pasifik antara semester pertama dan semester kedua tahun 2020. Amerika mengalami pertumbuhan terbesar dalam nilai transaksi sebesar lebih dari 200%, terutama karena adanya beberapa transaksi jumbo yang signifikan pada semester kedua tahun ini.

COVID-19 mempercepat aktivitas transaksi untuk aset digital dan teknologi di pasar yang sangat kompetitif
Didorong oleh faktor makroekonomi, aset-aset dengan permintaan yang tinggi menciptakan valuasi yang tinggi dan persaingan yang ketat. Faktor-faktor ini meliputi suku bunga rendah, keinginan untuk mengakuisisi bisnis-bisnis yang inovatif, berbasis digital atau yang mendukung teknologi dan melimpahnya modal yang tersedia dari pembeli, baik dari kalangan perusahaan (lebih dari $7,6 triliun dalam bentuk tunai dan surat berharga) maupun perusahaan ekuitas swasta ($1,7 triliun).

Sebagai perbandingan, aset di sektor-sektor yang paling terpukul oleh pandemi seperti industri manufaktur atau sektor-sektor yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti transformasi menuju net zero carbon emissions menciptakan perubahan struktural yang perlu ditangani oleh perusahaan. Jika kelangsungan model bisnisnya di masa depan menghadapi tantangan, perusahaan mungkin mencari peluang M&A atau melakukan restrukturisasi demi mempertahankan nilai.

Triono Soedirdjo, PwC Indonesia Advisory Partner, menambahkan, “Dengan adanya restrukturisasi yang akan segera terjadi (setelah langkah-langkah bantuan berakhir), percepatan program vaksinasi, dan kembalinya negara-negara berkembang ke lintasan pertumbuhan pra-pandemi, kegiatan M&A tidak memiliki tujuan lain selain tumbuh. Persaingan untuk mendapatkan aset yang baik akan semakin meningkat dan risiko pembayaran lebih akan lebih tinggi dari sebelumnya. Pembuat aktivitas transaksi akan membutuhkan proses akuisisi yang lebih kuat dan inisiatif penciptaan nilai yang kuat untuk memastikan M&A yang berhasil.”

Para deal-makers memperluas asesmen terhadap penciptaan nilai ke sumber-sumber nontradisional
Sumber-sumber penciptaan nilai non tradisional seperti dampak faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social and Governance/ESG) semakin banyak dipertimbangkan oleh pembuat transaksi (deal-makers) dan diperhitungkan dalam pengambilan keputusan strategis dan uji kelayakan karena mereka fokus untuk melindungi dan memaksimalkan keuntungan dari valuasi dan permintaan yang tinggi.

“Dengan begitu banyak modal di luar sana, bisnis-bisnis yang bagus menciptakan kelipatan nilai yang tinggi dan mendapatkannya. Jika ini terus berlanjut - dan saya yakin itu akan terjadi - maka kebutuhan untuk melipatgandakan upaya penciptaan nilai kini semakin relevan dibandingkan sebelumnya demi M&A yang sukses,” kata Malcolm Lloyd, Global Deals Leader, Partner, PwC Spanyol.

Dampak pasar IPO yang sangat aktif pada M&A
Dalam enam bulan terakhir, terlihat adanya prevalensi pemanfaatan SPAC untuk mengumpulkan modal investor guna menangkap peluang akuisisi di pasar IPO yang sangat aktif. Pada tahun 2020, SPAC mengumpulkan modal sekitar $70 miliar dan menyumbang lebih dari setengah IPO AS. Perusahaan ekuitas swasta telah menjadi pemain kunci dalam ledakan SPAC baru-baru ini karena SPAC dipandang sebagai sumber modal alternatif yang bermanfaat. Aktivitas SPAC diperkirakan meningkat pada tahun 2021, terutama yang melibatkan aset-aset seperti infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik, penyimpanan daya, dan teknologi perawatan kesehatan.

Catatan untuk editor

1. Baca laporan Global M&A Industry Trends PwC untuk wawasan lebih lanjut tentang tren-tren pada tahun 2020 dan 2021.
2. Global M&A Industry Trends PwC adalah laporan analisis yang terbit dua kali setahun tentang aktivitas transaksi global di lima industri - pasar konsumen (CM), teknologi, media dan telekomunikasi (TMT), industri kesehatan (HI), energi, utilitas dan sumber daya (UE&R), dan manufaktur industri dan otomotif (IM&A).

 

Tentang PwC Indonesia

PwC Indonesia terdiri dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, dan Melli Darsa & Co., Advocates & Legal Consultants, masing-masing sebagai entitas hukum dan firma anggota yang terpisah dari jaringan global PwC.

 

Tentang PwC

Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 155 negara dengan lebih dari 284.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com.

PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.


© PwC 2021. Hak cipta dilindungi undang-undang.

Contact us

Cika Andy

External Communications, PwC Indonesia

Tel: +62 21 509 92901

Follow PwC Indonesia