Peluang besar komputasi awan untuk mendorong perekonomian Indonesia

Jakarta, 15 Februari 2022 - Dalam laporan PwC di 2017 berjudul “The World in 2050”, Indonesia diprediksi menempati peringkat keempat negara di dunia dengan PDB US$ 10,52 triliun. Sektor telekomunikasi akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap proyeksi ini. Saat ini Indonesia sedang memasuki era revolusi industri 4.0. dimana teknologi informasi dan komunikasi berubah secara masif diakibatkan karena pandemi COVID-19.

Teknologi informasi dan komunikasi, termasuk komputasi awan dan komputasi berkinerja tinggi (high performance computing) akan menjadi fokus dan kunci keberhasilan pembangunan infrastruktur di Indonesia dalam mencapai visi Indonesia 4.0.

Leonardo A. A. Teguh Sambodo, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas, mengatakan, “Indonesia adalah salah satu pasar komputasi awan dengan pertumbuhan tercepat di negara-negara ASEAN. Kami berharap dengan meningkatnya permintaan dari penyedia komputasi awan dan pasar serta meningkatnya kesadaran di kalangan generasi muda, dapat menciptakan pasar yang lebih besar di Indonesia. Selain itu, dengan semakin banyaknya startup, yang beberapa di antaranya masuk dalam level unicorn, kami dapat memberikan respon dan kebijakan pemerintah yang tepat untuk mengakomodir tuntutan tersebut serta menciptakan ekosistem yang lebih baik.”

Hari ini, PwC Indonesia merilis laporan studi The Impact of Cloud Computing on the Indonesian Economy tentang adopsi komputasi awan oleh perusahaan dan organisasi di Indonesia, dan menyelenggarakan webinar dengan menghadirkan panelis dari pebisnis dan pemerintahan: Leonardo A. A. Teguh Sambodo (Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas), Ade Frihadi (Koordinator Infrastruktur dan Teknologi Interoperabilitas Pemerintahan di Kementerian Komunikasi dan Informatika), Dino Milano Siregar (Direktur Grup Inovasi Keuangan Digital di Otoritas Jasa Keuangan), Atika Nur Rahmania (Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik di Provinsi DKI Jakarta), Indra Utoyo (Direktur Digital dan Informasi Teknologi di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk), Gunawan Susanto (Country General Manager untuk Indonesia), Abhilash Ramakrishna (Chief Technology Officer dari Halodoc), Yurendra Basnett (Senior Public Management Specialist dari Asian Development Bank), Rohit Antao (PwC Partner, Digital Innovation Asia Pacific Leader). 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan komputasi awan di Indonesia, memahami lebih lanjut tentang manfaat yang telah dilihat perusahaan dari komputasi awan, dan juga untuk memperkirakan dampak komputasi awan terhadap perekonomian Indonesia.

Perusahaan di Indonesia telah menggunakan komputasi awan sejak kemunculannya, sebagian besar didorong oleh penggunaan ponsel dan media sosial yang meluas oleh konsumen. Komputasi awan menyediakan jalur cepat bagi perusahaan, sektor swasta dan publik, untuk membuka saluran digital untuk berinteraksi dengan pelanggan menggunakan internet.

Ade Frihadi, Koordinator Infrastruktur dan Teknologi Interoperabilitas Pemerintahan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, mengatakan, “Dari sisi manfaat komputasi awan di sektor pemerintahan, ada dua manfaat utama. Pertama, komputasi awan dapat membantu meminimalkan anggaran, salah satunya anggaran infrastruktur. Dan kedua, efektivitas organisasi sebagai hasil kerjasama antar entitas; pemerintah, sektor swasta dan sektor publik; dapat ditingkatkan. 

Terlebih lagi, ketika pandemi COVID-19 melanda, perusahaan tiba-tiba perlu menemukan cara yang lebih baik bagi karyawan mereka untuk bekerja dari rumah, agar pelanggan mereka dapat memesan dan menerima layanan dan produk dari mana saja, serta bagi pemasok dan mitra bisnis mereka untuk berinteraksi secara digital untuk melancarkan rantai pasokan perusahaan. Kebutuhan akan kolaborasi online telah meningkat secara signifikan, 40% responden melihat peluang untuk menggunakan teknologi  awan untuk tujuan kolaborasi dan 20% responden melihat peluang untuk menggunakannya untuk otomatisasi kantor.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa di antara usaha kecil dan menengah, 89% responden secara aktif menggunakan layanan komputasi awan, dengan 9% berencana untuk menggunakannya dalam waktu dekat. Sedangkan untuk perusahaan besar, 80% responden sudah menggunakan teknologi tersebut, 11% berencana menggunakannya tahun ini dan sisanya 7% berencana menggunakannya dalam tiga tahun ke depan.

Widita Sardjono, Digital Transformation Partner di PwC Indonesia, menambahkan, “Mengadopsi komputasi awan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efektivitas operasional, dan meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Pada konteks bisnis, penggunaan komputasi awan mendukung peningkatan produktivitas, dengan sebagian besar responden (80%) setuju bahwa komputasi awan dapat memberikan efisiensi waktu yang signifikan. Selain itu, hal tersebut dapat membantu perusahaan mencapai tingkat agility yang dibutuhkan untuk bertahan dalam menghadapi perkembangan pasar yang tidak terduga. Perjalanan adopsi komputasi awan itu sendiri harus gesit. Perusahaan harus mulai dengan membuat konsep yang besar tetapi harus konsisten mengembangkan roadmap adopsi sebagai serangkaian langkah kecil.”

Julian Smith, ESG, Government, and Infrastructure Advisor di PwC Indonesia, mengatakan, “Komputasi awan memainkan peran penting dalam menghasilkan nilai ekonomi. Dengan memungkinkan peluang bisnis baru, dan juga menghasilkan manfaat sosial yang besar seperti peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan, dan memberikan dampak lingkungan yang positif dengan mengurangi kebutuhan untuk bepergian. Dari segi nilai ekonomi, diperkirakan manfaat produktivitas kumulatif bagi perekonomian Indonesia dari adopsi komputasi awan setidaknya US$10 miliar selama lima tahun ke depan (2021 - 2025). Pada dampak lingkungan, adopsi komputasi awan skala besar juga diharapkan menghasilkan penghematan energi karena konsolidasi sumber daya komputasi dari pusat data individu ke pusat data penyedia komputasi awan yang berjalan lebih efisien pada tingkat pemanfaatan yang lebih tinggi.”

Mengomentari diskusi di webinar, Julian menambahkan: “Sangat menarik melihat pemahaman dan keselarasan yang signifikan antara bisnis dan beberapa kementerian dan lembaga pemerintah tentang peran yang harus mereka mainkan untuk memaksimalkan manfaat komputasi awan bagi Indonesia.”

Dino Milano Siregar, Direktur Grup Inovasi Keuangan Digital di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, “Saat ini, komputasi awan digunakan oleh lembaga jasa keuangan, mulai dari bank hingga startup. Mereka memaksimalkan sistem back-end hingga front-end, yaitu mulai dari menyimpan dan mengolah data dalam skala besar hingga kemudahan dalam mengembangkan aplikasi. Di sisi lain, teknologi ini memiliki risiko yang melekat karena adopsi komputasi awan semakin luas. Kami mendesak para startup untuk mempertimbangkan dan berhati-hati dalam memilih layanan dan menentukan penyedia mana yang memiliki sistem yang andal. Selain itu, perusahaan perlu memiliki strategi manajemen risiko yang memadai seperti memiliki SDM dengan kualifikasi TI, hingga melakukan audit secara berkala dan menggandeng lembaga eksternal yang tersertifikasi"

 

Tentang PwC Indonesia

PwC Indonesia terdiri dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, dan Melli Darsa & Co., Advocates & Legal Consultants, masing-masing sebagai entitas hukum dan firma anggota yang terpisah, dan semuanya secara bersama-sama membentuk firma anggota Indonesia dari jaringan global PwC, yang secara bersama-sama disebut sebagai PwC Indonesia.

Tentang PwC

Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 156 negara dengan lebih dari 295.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com.

PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.

© PwC 2022. Hak cipta dilindungi undang-undang.

 

Contact us

Cika Andy

External Communications, PwC Indonesia

Tel: +62 21 509 92901

Follow PwC Indonesia