Studi CFO: Memanfaatkan digitalisasi sebagai peluang strategis

  • Hampir tiga perempat dari semua CFO di seluruh dunia mengatakan digitalisasi fungsi keuangan sangat penting.
  • Namun secara umum, tingkat digitalisasi dalam fungsi keuangan masih dapat diperluas. Hanya perusahaan besar yang saat ini berkinerja baik di bidang ini.
  • 44 persen CFO memperkirakan adanya peningkatan pada anggaran perusahaannya. Namun, banyak perusahaan tidak memiliki keahlian yang tepat.

 

Jakarta, 28 Juli 2022 -  Mendigitalkan divisi-divisi di perusahaan saat ini menjadi prioritas tinggi bagi banyak CFO, menurut 73 persen dari 522 CFO yang disurvei di seluruh dunia dalam studi PwC terbaru, “The Digital CFO”. Namun demikian, digitalisasi sektor keuangan seringkali masih dalam tahap awal di banyak perusahaan. Dasbor untuk pelaporan yang jelas sudah marak, tetapi teknologi seperti kecerdasan buatan atau process mining jarang digunakan. Di sisi lain, perusahaan besar dengan omset lebih dari 10 miliar euro merasa lebih mudah untuk menangani masalah ini, karena seringkali memiliki anggaran maupun staf yang tepat untuk hal itu. 

Meskipun CFO ingin memajukan digitalisasi divisinya, proyek keuangan digital seringkali tidak disinkronkan dengan baik dalam implementasi strategi digitalisasi untuk seluruh perusahaan. Selain itu, banyak hal dapat menjadi macet ketika harus memasukkan strategi digitalisasi yang ada ke dalam rutinitas kerja sehari-hari. Satu hal yang benar adalah bahwa CFO harus lebih percaya diri dalam menggunakan teknologi baru. Selain itu, digitalisasi yang lebih mendalam dapat menawarkan keuntungan strategis bagi CFO. Semua poin ini dan masih banyak lagi dibahas dalam studi, yang dibuat sebagai proyek bersama antara perusahaan audit dan konsultan PwC dan WHU – Otto Beisheim School of Management.

Subianto, Chief Digital and Technology Officer di PwC Indonesia mengatakan bahwa, “Banyak fungsi keuangan di Indonesia menggunakan teknologi digital terbaru seperti RPA, process mining, analytics, dan artificial intelligence untuk mendigitalkan proses bisnisnya, meningkatkan pengalaman karyawan, dan mencapai jadwal pelaporan yang lebih singkat. Berdasarkan interaksi kami dengan CFO lokal di Indonesia, peluang dan tantangan terkait digitalisasi fungsi keuangan sejalan dengan tren global yang disorot dalam laporan Digital CFO. Salah satu solusi yang dapat membantu adalah mengadopsi beberapa praktik terbaik global seputar peningkatan keterampilan, manajemen perubahan dan transformasi model operasi untuk mencapai manfaat digitalisasi."

Anggaran cukup, keahlian tidak cukup

“Pekerjaan tradisional departemen keuangan – memantau angka keuangan, pembayaran, dan risiko lainnya – sebagian besar didasarkan pada aturan yang jelas yang mudah distandarisasi dan dapat didigitalkan secara hemat biaya,” kata Ivan Phuah, Finance Transformation Leader di PwC South East Asia Consulting. Salah satu alasan adanya keraguan yang masih berlanjut terhadap digitalisasi: Dari sudut pandang manajer keuangan, baik karyawan maupun manajemen tidak memiliki keahlian. Sebaliknya, uang bukanlah alasan mengapa rencana digitalisasi gagal. Hampir setengah dari responden yang disurvei (44 persen) memperkirakan anggaran untuk proyek digitalisasi akan meningkat hingga 25 persen. Ada peluang besar bagi CFO untuk lebih memperluas relevansi strategisnya dengan bantuan digitalisasi.

Menyelaraskan kembali divisi keuangan

Bagi banyak CFO, tugasnya sekarang adalah mendefinisikan kembali perannya sendiri di perusahaan mereka bersama dengan departemen keuangannya. Hal ini karena digitalisasi menyebabkan pergeseran di sektor keuangan dari tugas-tugas yang bersifat administratif dan regulasi ke arah kegiatan yang memberi nilai tambah. “Digitalisasi menciptakan bidang kegiatan baru untuk fungsi keuangan, misalnya dalam pengelolaan data, proyeksi, dan proses analitik lainnya, yang didukung oleh kecerdasan buatan,” jelas Ivan Phuah. Dengan bantuan analitik prediktif dan kapabilitas proyeksi jenis ini, CFO dapat mengamankan lingkup pengaruhnya dan memantapkan posisi departemen keuangan sebagai pilar dukungan strategis bagi CEO.

 

Tentang PwC Indonesia

PwC Indonesia terdiri dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, dan Melli Darsa & Co., Advocates & Legal Consultants, masing-masing sebagai entitas hukum dan firma anggota yang terpisah, dan semuanya secara bersama-sama membentuk firma anggota Indonesia dari jaringan global PwC, yang secara bersama-sama disebut sebagai PwC Indonesia.

Tentang PwC

Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 156 negara dengan lebih dari 295.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com.

PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.

© PwC 2022. Hak cipta dilindungi undang-undang.

 

Contact us

Cika Andy

External Communications, PwC Indonesia

Tel: +62 21 509 92901

Follow PwC Indonesia