Perusahaan tambang manfaatkan komoditas yang melakukan transisi energi, meskipun jalan menuju emisi net zero masih berliku: Laporan tahunan PwC Mine ke-20

  • Pendapatan top 40 perusahaan tambang tahun 2022 masih stabil di angka US$711 miliar

  • Peran pemerintah dalam mengamankan pasokan mineral kritis meningkat pesat dalam 12 bulan terakhir

  • Seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap mineral kritis dalam rangka menuju net-zero, alur transaksi kesepakatan industri dengan jelas mencerminkan bahwa kesepakatan transaksi mineral kritis mencapai 66% dari total M&A top 40 perusahaan tambang pada 2022

  • Batu bara menjadi penyumbang terbesar terhadap total pendapatan (28%) – pertama kali sejak tahun 2010

Jakarta, 17 Juli 2023 - Pendapatan sektor pertambangan stabil di angka US$711 miliar pada tahun 2022 - satu tahun lagi dengan kinerja keuangan yang kuat - tetapi kenaikan biaya dan ketidakpastian ekonomi menekan margin EBITDA dari 32% menjadi 29%, ungkap analisis baru PwC atas sektor tersebut.

Pada edisi yang ke-20, laporan PwC berjudul “2023 Mine: The era of reinvention” merupakan laporan tahunan atas top 40 perusahaan tambang global yang menelaah tren-tren di industri pertambangan. Dalam laporan ini, PwC menemukan bahwa kapitalisasi pasar dari top 40 perusahaan tambang naik tiga kali lipat dari US$400 miliar pada 2003 menjadi US$1,2 triliun pada 2022.

Temuan laporan tahun ini menjabarkan tema utama dan perkembangan yang berdampak pada industri, terutama dampak transisi energi, yang akan membentuk industri selama dua dekade mendatang. Perusahaan tambang akan perlu menavigasi peran pemerintah, dan pemain baru seperti perusahaan mobil, yang semakin meningkat di sektor ini, sekaligus memastikan perusahaannya berada di posisi yang baik untuk transisi menuju energi bersih - yang membutuhkan akses ke sumber daya.

Melihat ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung, peralihan cepat ke teknologi energi bersih dan pentingnya kedua masalah ini bagi keamanan nasional dan stabilitas ekonomi, pemerintah di seluruh dunia telah mengambil tindakan cepat selama 12 bulan terakhir untuk mengamankan pasokan mineral kritis dan dengan demikian, mengubah lanskap usaha secara signifikan. Hal ini termasuk tindakan cepat untuk membentuk aliansi, membuat kebijakan dan undang-undang, dan mendanai inisiatif yang akan membantu menstabilkan pasokan mineral kritis.

Paul Bendall, PwC Australia Global Mining Leader, Mining & Metals, menyampaikan, “Pertambangan memainkan peran mendasar dalam mendukung transisi global menuju energi bersih, tetapi jalan di depan masih penuh tantangan. Dunia emisi net zero membutuhkan lebih banyak mineral kritis yang ditambang dan alur kesepakatan industri dengan jelas mencerminkan hal ini. Namun, geopolitik sebagai faktor yang semakin berpengaruh dalam pertambangan global dapat mempersulit operasi usaha di dunia yang kian kompleks dengan pemain-pemain baru.”

Sacha Winzenried, PwC Indonesia Energy, Utilities and Resources Lead Advisor, menambahkan, “Tren utama yang teridentifikasi dalam laporan kami tahun ini sangat relevan dengan Indonesia, karena kami melihat peningkatan fokus pada dekarbonisasi dan memaksimalkan nilai mineral kritis untuk transisi energi dan rantai pasokan electric vehicle. Tahun ini, salah satu perusahaan batu bara Indonesia berhasil masuk ke dalam top 10 perusahaan tambang global berdasarkan kapitalisasi pasar, didukung oleh kenaikan harga batu bara yang signifikan untuk memenuhi persyaratan keamanan energi. Untuk pertama kalinya sejak 2010, batu bara menjadi kontributor terbesar terhadap total pendapatan di top 40, meningkat dari 23% menjadi 28%. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh harga, dengan harga spot rata-rata dalam beberapa kasus menjadi dua kali lipat sepanjang tahun.”

Mineral kritis

Mineral kritis mendominasi aktivitas transaksi kesepakatan pada tahun 2022 seiring perusahaan-perusahaan tambang berpacu untuk memanfaatkan transisi global menuju energi bersih, yang didorong oleh dua faktor. Pertama, banyaknya kegunaan mineral ini dalam teknologi transisi energi bersih, seperti baterai, kendaraan listrik, serta pembangkit tenaga surya dan angin. Kedua, penggunaan mineral kritis dalam pertahanan, teknologi, dan persenjataan nasional.

Pada tahun 2022, eksplorasi emas, tembaga, lithium, dan kobalt tumbuh secara signifikan. Dengan meningkatnya permintaan, dan terbatasnya pasokan untuk mineral kritis, investasi eksplorasi lanjutan untuk mineral ini akan sangat penting untuk transisi energi.

Permintaan akan mineral kritis—yang memicu ledakan yang terus meningkat dalam kebutuhan keberlanjutan seperti kendaraan listrik—mengharuskan perusahaan tambang untuk memperbarui dan mengonsep ulang cara-cara terbaiknya dalam mendukung para klien dan pemangku kepentingannya secara global. Saat ini adalah era permintaan mineral kritis yang tinggi. Era ini sarat dengan peluang; tetapi bagi perusahaan tambang yang tidak memperbarui dan mengonsep ulang kegiatan operasional usahanya dengan menemukan mitra mata-rantai yang tepat, kemungkinan besar akan kehilangan kesempatan.

Dekarbonisasi

Menurut survei PwC tahun 2022 terhadap lebih dari 4.000 CEO secara global, lebih dari sepertiga CEO perusahaan tambang (35%) berpandangan bahwa perusahaan mereka sangat atau luar biasa terpapar risiko terkait iklim dalam lima tahun ke depan. Terlepas dari tujuan global untuk mengurangi emisi karbon, laporan Mine tahun ini menemukan bahwa ketidakstabilan geopolitik tahun 2022 telah menyebabkan lonjakan permintaan batu bara dan menjadikan batu bara sebagai kontributor terbesar terhadap pendapatan Top 40 perusahaan tambang, yaitu sebesar 28%.

Meskipun peran batu bara termal akan terus ada dalam memenuhi kebutuhan energi global di masa mendatang, dan jalan menuju emisi net zero tidak akan melihat pengurangan linear pada penggunaan batu bara dari tahun ke tahun, arah bisnis batu bara cenderung turun. Terlepas dari pertumbuhan batu bara tahun ini, para pemimpin PwC Mining memperkirakan pendapatan batu bara akan turun pada 2023 seiring meningkatnya pasokan dan kembali normalnya permintaan. Dalam daftar Top 40 perusahaan tambang, jumlah perusahaan tambang dengan pendapatan dari batu bara turun dari 19 perusahaan pada 2012 menjadi 11 perusahaan pada 2022.

Di antara opsi dekarbonisasi yang paling hemat biaya di industri meliputi elektrifikasi langsung, peningkatan efisiensi, dan energi terbarukan, diikuti oleh tenaga hidrogen untuk aplikasi yang tidak dapat dialiri listrik.

Sacha Winzenried, PwC Indonesia Energy, Utilities and Resources Lead Advisor, menyampaikan, “Perusahaan tambang mengkhawatirkan kemampuannya untuk menjawab ‘twin challenges’ dalam menurunkan emisi sambil meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan. Untuk memanfaatkan peluang dekarbonisasi, perusahaan tambang perlu menerapkan strategi untuk mengurangi emisi, menghemat biaya, dan beradaptasi dengan pasar baru.”

Dekarbonisasi akan mendorong keputusan bisnis selama beberapa dekade. Agar perusahaan tambang dapat menangkap peluang dekarbonisasi selama lima tahun ke depan, perusahaan harus terus:

  • Menetapkan dan mengomunikasikan target untuk mengurangi emisi Lingkup 1 & 2 dan melibatkan pemangku kepentingan untuk mengurangi emisi Lingkup 3

  • Menerapkan teknologi energi terbarukan di lokasi dan melakukan uji coba solusi rendah karbon baru untuk pengolahan

  • Mengevaluasi kemitraan pengurangan emisi dengan para pelanggan dan melibatkan mereka

Dan dalam beberapa dekade mendatang, perusahaan tambang perlu mempertimbangkan untuk:

  • Bermitra dengan perusahaan pengolahan untuk mengurangi emisi mata-rantai nilai hilir

  • Meningkatkan teknologi terbarukan di lokasi tambang

  • Meningkatkan operasi tambang baru serta proses pemurnian rendah karbon

  • Mengaktifkan pengoperasian pabrik penambangan dan pemurnian berskala penuh yang menggunakan lokasi bersama

  • Mengintegrasikan energi terbarukan dalam aplikasi tenaga listrik dan transportasi serta menonaktifkan peralatan bahan bakar fosil secara bertahap

Merekrut SDM masa depan

Industri pertambangan membutuhkan karyawan yang terampil dan saat ini menghadapi kekurangan SDM, tetapi untuk menarik SDM, industri harus mengubah persepsi tentangnya. Tenaga kerja pertambangan juga menunjukkan kesenjangan gender yang lebar. Menurut International Labour Organisation (ILO), hanya 14% dari pekerjaan pertambangan eksekutif dipegang oleh perempuan. Sementara menurut S&P Global, wanita hanya menduduki 12,3% dari posisi direksi di perusahaan tambang secara global.

Untuk menarik generasi berikutnya dari SDM, industri membutuhkan fokus pada keterampilan industri masa depan: di bidang kecerdasan buatan (AI), robotika, otomasi, dan analisis data. Menurut sebuah studi dari World Economic Forum, 73% perusahaan tambang memandang kesenjangan keterampilan lokal sebagai penghalang terbesar untuk mengadopsi teknologi baru. Teknologi ini tidak akan menggantikan kebutuhan akan manusia di sektor pertambangan tetapi dapat membuat industri lebih transparan dan meningkatkan efisiensi, keamanan, dan jejak karbon. Misalnya, jumlah autonomous haul trucks yang beroperasi secara global naik 39% pada tahun 2022 hingga bulan Mei, dari 769 menjadi 1.068. Untuk memenuhi permintaan akan rangkaian keterampilan ini, para pemimpin harus melihat, tidak hanya dari SDM pertambangan tradisional tetapi juga perlu melatih ulang pekerja yang ada.

Sacha Winzenried, PwC Indonesia Energy, Utilities and Resources Lead Advisor, menambahkan, “Perusahaan tambang akan memerlukan, tidak hanya kinerja keuangan yang baik untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan, tetapi top 40 perusahaan tambang juga harus menarik para pekerja. Tenaga kerja baru diperlukan untuk memenuhi permintaan mineral kritis yang terus meningkat. Dua pertiga CEO perusahaan tambang meyakini bahwa kekurangan keterampilan akan berdampak pada profitabilitas dalam sepuluh tahun ke depan. Oleh karena itu, perusahaan tambang harus memperluas daya tariknya, terutama dengan SDM yang baru berkembang. Transformasi adalah satu-satunya cara bagi Top 40 perusahaan tambang untuk menciptakan nilai dan membantu mewujudkan kemakmuran ekonomi dan masa depan yang rendah karbon.”

Merger dan Akuisisi

Meskipun nilai total M&A dari Tp 40 perusahaan tambang stabil pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021, komposisi kesepakatan transaksi tersebut mengalami perubahan yang signifikan. Nilai transaksi mineral kritis meningkat sebesar 151% dibandingkan tahun 2021, menghasilkan 66% dari total nilai transaksi kesepakatan sepanjang tahun. Transaksi emas, di sisi lain, turun sebesar 50%, yang mungkin menandai berakhirnya dominasi M&A logam mulia selama beberapa tahun terakhir.

Tembaga merupakan komoditas terlaris tahun 2022, mewakili 85% dari semua transaksi mineral kritis dan 56% dari total M&A Top 40 perusahaan tambang. Sebagai logam penting dalam peralihan menuju energi berkelanjutan, tembaga diperkirakan akan tetap diminati seiring semakin diprioritaskannya sumber-sumber energi terbarukan.

Perusahaan tambang juga perlu bekerja sama dengan industri lain, seperti perusahaan mobil dan produsen baterai sebagai original equipment manufacturers (OEM), melalui joint ventures, kemitraan, dan offtake agreement untuk mengamankan pasokan. Seiring upaya pemerintah untuk memberi insentif pada produksi dan pemrosesan mineral kritis, kami memperkirakan bahwa OEM akan melakukan lebih banyak investasi langsung dalam aset pertambangan dan pengolahan, sehingga meningkatkan lanskap kompetitif untuk pertumbuhan aset dan M&A.

Paul Bendall, PwC Australia Global Leader, Mining & Metals, menyampaikan, “Mineral kritis akan menjadi vital bagi masyarakat dan industri pertambangan selama 20 tahun ke depan. Perang, perubahan iklim, dan revolusi teknologi menempatkan industri pertambangan tepat pada inti lanskap geopolitik baru dunia. Industri ini harus terus melakukan dekarbonisasi sambil juga beradaptasi dengan lingkungan pertambangan yang mungkin lebih “panas”, lebih kuat, dan penting dalam mendorong ekonomi net zero. Jika ada satu industri di atas segalanya yang sangat penting untuk masa depan net zero, itu adalah industri pertambangan.”

Beberapa rekomendasi utama untuk pemimpin industri: 

  • Perusahaan tambang tidak bisa lagi fokus pada portofolio masa lalu. Penting bagi Anda dan perusahaan Anda untuk bertransformasi demi masa depan mineral kritis

  • Pahami dekarbonisasi karena akan menciptakan nilai di seluruh mata-rantai nilai pertambangan

  • Posisikan ulang diri Anda demi pertumbuhan jangka panjang di era kemunculan aliansi, joint ventures, dan transaksi kesepakatan transformasional dengan pemerintah yang memainkan peran penting

  • Berinvestasi dalam keterampilan teknis, perekrutan dan keragaman, kesetaraan dan inklusi. Hal-hal tersebut sudah menjadi keniscayaan saat ini.

Catatan untuk editor

Mine 2023 adalah laporan tahunan ke-20 PwC tentang 40 Perusahaan Tambang Teratas. Analisis tersebut mencakup perusahaan-perusahaan besar dari seluruh dunia yang bisnis utamanya dinilai adalah pertambangan. Hasil yang dikumpulkan dalam laporan ini bersumber dari informasi terbaru yang tersedia untuk umum, terutama laporan tahunan dan laporan keuangan yang tersedia bagi pemegang saham.

Tentang PwC Indonesia

PwC Indonesia terdiri dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia dan PwC Legal Indonesia, masing-masing sebagai entitas hukum dan firma anggota yang terpisah, dan semuanya secara bersama-sama membentuk firma anggota Indonesia dari jaringan global PwC, yang secara bersama-sama disebut sebagai PwC Indonesia.

Tentang PwC

Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 152 negara dengan hampir dari 328.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com

PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.

 

© PwC 2023. Hak cipta dilindungi Undang-Undang.

Contact us

Cika Andy

External Communications, PwC Indonesia

Tel: +62 21 509 92901

Follow PwC Indonesia