Permintaan untuk kemajuan teknologi dan ketersediaan modal memperketat persaingan di antara pembeli dari kalangan perusahaan, private equity, dan SPAC sehingga meningkatkan risiko dalam transaksi yang menciptakan nilai

  • Rekor nilai transaksi global menembus US$1 triliun per kuartal selama 12 bulan terakhir
  • Perusahaan Special Purpose Acquisition Companies (SPAC) memiliki total daya beli hingga setengah triliun dolar selama dua tahun ke depan
  • Sepertiga dari transaksi jumbo (megadeal) yang diumumkan pada semester pertama tahun 2021 melibatkan pembeli dari kalangan SPAC
  • Ekuitas swasta atau Private Equity (PE) terlibat dalam 36% dari semua transaksi pada semester pertama tahun 2021
  • Lebih dari setengah transaksi jumbo pada semester pertama tahun ini dilakukan oleh perusahaan dengan model bisnis yang berkaitan dengan teknologi

Jakarta, 2 November 2021 – Persaingan yang ketat dan valuasi premium terhadap transaksi Merger dan Akuisisi (M&A) didorong dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi dan kemampuan inovatif lain serta dikombinasikan dengan banyaknya modal yang dikumpulkan oleh SPAC dan PE. Hal ini terlihat berdasarkan laporan prospek pertengahan tahun 2021 PwC, Global M&A Industry Trends.

Analisis tersebut meneliti aktivitas transaksi global saat ini dan menggabungkan wawasan dari para spesialis industri transaksi PwC untuk mengidentifikasi tren-tren utama yang mendorong aktivitas M&A, dan titik-titik penting investasi yang diantisipasi untuk sisa tahun 2021 dan hingga 2022.

Enam bulan pertama tahun 2021 mencatat rekor tingkat pelaksanaan transaksi, baik dalam hal volume maupun nilai transaksi kesepakatan, terutama pencapaian rekor pertumbuhan nilai kesepakatan global yang melampaui US$1 triliun per kuartal selama 12 bulan terakhir. Masuknya aliran modal baru yang didominasi oleh SPAC telah menjadi katalis penting, ditambah peningkatan investasi PE dan akuisisi perusahaan—terutama yang berfokus pada aset teknologi.

Brian Levy, Global Deals Industries Leader, Partner, PwC AS, mengatakan: “Mendapatkan keuntungan strategis adalah tujuan sebuah transaksi. SPAC dipersiapkan untuk memastikan pembeli korporat dan PE memperoleh aset terbaik, sehingga memacu para pembuat transaksi untuk memprioritaskan pertumbuhan pendapatan dibandingkan dengan cost synergy atau penghematan biaya karena adanya efisiensi setelah merger, untuk menjustifikasi nilai valuasi tinggi dan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi organisasinya.”

Peningkatan daya beli dari SPAC

SPAC, khususnya, melambungkan transaksi jumbo— transaksi kesepakatan dengan nilai lebih dari US$5 miliar — yang diumumkan selama paruh pertama tahun 2021. SPAC merupakan pembeli sepertiga dari transaksi jumbo yang diumumkan dalam enam bulan terakhir dan sebagian besar di antaranya (hampir 90%) melibatkan peningkatan kemampuan teknologi.

Rekor sebanyak 274 SPAC baru terdaftar pada kuartal pertama, mengumpulkan lebih dari US$80 miliar selama semester pertama tahun 2021, lebih banyak dari jumlah yang dikumpulkan sepanjang tahun 2020. Sementara pendirian SPAC baru melambat, masih ada hampir 400 SPAC yang sudah ada yang belum mengidentifikasi target akuisisi. Analis PwC memperkirakan bahwa SPAC ini memiliki daya beli hampir setengah triliun dolar, dengan modal dan memanfaatkan kombinasi yang tersedia dan, untuk M&A selama dua tahun ke depan, di mana sebagian besarnya akan diinvestasikan pada akhir tahun 2022.

Selain itu, penggalangan dana oleh PE telah berlangsung cepat, dan pangsa kesepakatan yang melibatkan PE meningkat dari 27% pada awal 2019 menjadi 36% pada semester pertama tahun 2021. Modal yang tersedia (dry powder) senilai US$1,9 triliun dari PE, dikombinasikan dengan daya beli SPAC, menciptakan tingkat urgensi untuk menemukan target yang kemungkinan akan membuat persaingan tetap ketat dan nilai M&A tetap tinggi pada semester kedua tahun 2021 dan seterusnya.

Aktivitas M&A pulih di semua industri

Seiring industri terus bergerak karena dampak COVID-19 pada ekonomi, transaksi pada tahun 2021 berfokus pada kalibrasi ulang strategi setelah pandemi. Hal ini memunculkan tren di mana banyak perusahaan menggunakan M&A untuk mendapatkan kemampuan yang tidak dimilikinya — seringkali dalam teknologi — untuk meningkatkan kemampuan yang ada dan memperkuat keunggulan kompetitifnya.

Berikut ini beberapa sorotan industri yang menonjol:

  • Perusahaan teknologi, media, dan telekomunikasi menyumbang sepertiga dari semua transaksi jumbo pada semester pertama tahun 2021. Namun, jumlah ini meningkat menjadi lebih dari setengahnya jika perusahaan dengan model bisnis berorientasi teknologi — apa pun sektornya — ikut dipertimbangkan.
  • Nilai transaksi pasar konsumen telah meningkat tiga kali lipat dari tingkat awal pandemi, karena bisnis mengandalkan M&A untuk mengoptimalkan portofolio, menjadikan model bisnisnya lebih tangguh, dan mendapatkan kemampuan penting untuk memenuhi preferensi konsumen yang terus berubah.
  • Transformasi menuju net zero terus memengaruhi aktivitas M&A di industri energi, utilitas, dan sumber daya, yang telah mengalami peningkatan volume dan nilai transaksi yang berangsur pulih ke tingkat sebelum pandemi.
  • Nilai transaksi tertinggi dalam jasa keuangan pada awal 2021 disebabkan oleh sembilan transaksi jumbo dalam penyewaan, perbankan regional, tekfin, manajemen aset & kekayaan, dan asuransi, dengan nilai transaksi gabungan sebesar US$85 miliar.
  • Minat investor dalam industri kesehatan terlihat kuat dengan adanya 11 transaksi jumbo yang diumumkan pada semester pertama tahun 2021, seiring perusahaan, PE, dan SPAC bersaing mendapatkan aset yang sangat dicari dengan nilai total hampir US$130 miliar.
  • Tiga dari sepuluh transaksi teratas di industri manufaktur dan industri otomotif selama semester pertama tahun 2021 dilakukan oleh SPAC, dengan demikian menyoroti peningkatan signifikansinya dalam M&A.

Tren ini menggambarkan bagaimana perusahaan mencari transaksi berbasis kemampuan untuk menciptakan atau mempertahankan nilai di tengah berbagai faktor yang memengaruhi pemilihan target, uji tuntas, penilaian, dan integrasi yang telah mendisrupsi aturan konvensional M&A. Pelaku transaksi yang sukses perlu berinovasi dan mempertimbangkan spektrum masukan yang lebih luas, bukan hanya demi mempertahankan keunggulan kompetitif tetapi juga agar siap menghadapi tantangan di masa depan.

Catatan untuk editor

Tren Industri M&A Global PwC adalah analisis semesteran dari aktivitas transaksi global di enam industri — pasar konsumen (CM), energi, utilitas dan sumber daya (EU&R), jasa keuangan (FS), industri kesehatan (HI), manufaktur industri dan otomotif (IM&A), serta teknologi, media dan telekomunikasi (TMT). Informasi lebih lanjut tersedia di pwc.com/deals/trends/home.

Tentang PwC Indonesia

PwC Indonesia terdiri dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, dan Melli Darsa & Co., Advocates & Legal Consultants, masing-masing sebagai entitas hukum dan firma anggota yang terpisah dari jaringan global PwC.

Tentang PwC

Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 156 negara dengan lebih dari 295.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com.

PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.

© PwC 2021. Hak cipta dilindungi undang-undang.

 

Contact us

Cika Andy

External Communications, PwC Indonesia

Tel: +62 21 509 92901

Follow PwC Indonesia