Perusahaan pertambangan dengan peringkat ESG yang lebih tinggi akan mengungguli pasar

  • Perusahaan pertambangan dengan peringkat ESG yang tinggi memberikan imbal hasil 10% lebih tinggi bagi pemegang saham selama pandemi
  • Laba bersih di sektor ini naik 15% sementara kapitalisasi pasar naik 64% menjadi US$1,46 T
  • Permintaan mineral yang vital untuk energi bersih meningkat enam kali lipat
  • Hanya 30% dari 40 Perusahaan Besar yang mengadopsi transparansi pajak, salah satu metrik utama pada ESG, pada tahun 2020.

Jakarta, 2 Agustus 2021 - Perusahaan pertambangan dengan peringkat Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Good Governance/ESG) yang lebih tinggi mengungguli pasar pada skala yang lebih luas selama puncak krisis COVID-19, sehingga memberikan rata-rata total imbal hasil bagi pemegang saham sebesar 34% selama tiga tahun terakhir — sepuluh poin persentase lebih tinggi dari indeks pasar umum.

Angka-angka tersebut berasal dari PwC’s 18th Annual Review of the Top 40 Mining companies - Mine 2021 - yang mengkaji tren global dalam industri pertambangan. Laba bersih di sektor ini naik 15%, cash on hand naik 40%, dan kapitalisasi pasar naik hampir dua pertiga menjadi US$1,46 triliun.

Ada tanda-tanda kelanjutan optimisme untuk tahun 2021, seiring perkiraan yang menunjukkan bahwa 40 Besar akan melaporkan rekor pendapatan dan tingkat EBITDA tertinggi dan rekor laba bersih tertinggi kedua. Bersamaan dengan itu, permintaan mineral yang masuk ke teknologi energi bersih diperkirakan akan meningkat enam kali lipat dalam dua puluh tahun ke depan.

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa produksi batu bara 40 Perusahaan Besar turun 12% pada tahun 2020. Transaksi turun dari lima pada tahun 2018 menjadi nol pada tahun 2019 dan 2020, menyoroti pergeseran sektor ini yang terus berlanjut menuju emisi nol bersih (net zero).

Paul Bendall, Global Leader, Mining & Metals, PwC Australia, mengatakan: “Sektor pertambangan global telah menunjukkan ketangguhan dan kelincahan dalam mengadaptasi operasinya selama pandemi., Ditambah lagi, dorongan menuju kelestarian lingkungan telah menciptakan lanskap yang mudah berubah bagi perusahaan pertambangan, tetapi juga menghadirkan peluang untuk perubahan transformasional yang sejati.

“Hasil kajian tahun lalu telah menunjukkan bahwa penempatan ESG pada inti dari sebuah strategi sangat penting untuk menghasilkan pertumbuhan., Di masa depan, jelas bahwa para investor di sektor ini akan terus semakin tertarik pada perusahaan yang secara aktif mengadopsi kebijakan ESG.”

Transparansi pajak sangat penting bagi ESG

Meskipun transparansi pajak adalah cara mendasar bagi perusahaan untuk menunjukkan komitmennya terhadap isu-isu ESG, hanya 30% dari 40 Perusahaan Besar yang mengadopsi pelaporan transparansi pajak pada tahun 2020. Laporan tersebut lebih lanjut menemukan bahwa 39% CEO perusahaan pertambangan dan logam sangat prihatin dengan ketidakpastian dalam kebijakan pajak, lebih dari dua kali lipat angka tahun lalu (18%). Hal ini menimbulkan risiko jangka panjang bagi sektor tersebut.

Transparansi pajak, yang merupakan salah satu metrik utama ESG, memberi kesempatan kepada perusahaan pertambangan untuk menyoroti kontribusi keuangannya yang signifikan kepada masyarakat dan peningkatan yang dihasilkan dalam pendidikan, infrastruktur, dan kualitas hidup.

Sacha Winzenried, PwC Indonesia Mining Advisor, mengatakan: “Tema-tema yang disajikan dalam Laporan PwC - Mine 2021 sangat relevan dengan perusahaan pertambangan Indonesia sebagaimana mereka bergerak ke fase evolusi berikutnya. Pelanggan, karyawan, masyarakat, pemerintah, dan pemasok kini mengharapkan agar perusahaan dapat menciptakan nilai yang berkelanjutan. Perusahaan pertambangan harus merangkul transparansi pajak sebagai bagian esensial dari strategi ESG-nya. Ini akan mendukung sektor pertambangan untuk lebih transparan mengenai pajak dan sewa yang dibayarkan dan manfaat sosial yang diberikan oleh kontribusi tersebut, khususnya di daerah terpencil tempat mereka beroperasi.”

 

Catatan untuk editor
Mine 2021 adalah Laporan Tahunan ke-18 PwC tentang 40 perusahaan pertambangan teratas. Analisis tersebut mencakup perusahaan-perusahaan besar dari seluruh belahan dunia yang bisnis utamanya dinilai sebagai pertambangan. Hasil yang dikumpulkan dalam laporan ini bersumber dari informasi terbaru yang tersedia untuk umum, terutama laporan tahunan, dan laporan keuangan yang tersedia bagi pemegang saham.

Laporan tersebut dapat dibaca di https://www.pwc.com/id/mine-2021.

Tentang PwC Indonesia
PwC Indonesia terdiri dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, dan Melli Darsa & Co., Advocates & Legal Consultants, masing-masing sebagai entitas hukum dan firma anggota yang terpisah dari jaringan global PwC.

Tentang PwC
Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 155 negara dengan lebih dari 284.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com.
PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.

© PwC 2021. Hak cipta dilindungi undang-undang.

Contact us

Cika Andy

External Communications, PwC Indonesia

Tel: +62 21 509 92901

Follow PwC Indonesia