Bisnis keluarga berpeluang untuk diuntungkan dari fokus generasi berikutnya pada pertumbuhan dan keberlanjutan, menurut Survei Global NextGen PwC 2022

Jakarta, 6 Juni 2022  – Pertumbuhan bisnis adalah sumber kehidupan penting bagi bisnis keluarga untuk memastikan bisnis terus berkembang bagi generasi mendatang. Untuk generasi pemimpin bisnis keluarga berikutnya, pertumbuhan dan keberlanjutan berjalan bergandengan.

Berdasarkan penelitian baru PwC, 65% anggota bisnis keluarga generasi berikutnya (“NextGen”) mengatakan prioritas utamanya adalah mencapai pertumbuhan bisnis. Pada saat yang sama, jumlah responden yang hampir sama yaitu 64%, mengatakan bisnis keluarganya memiliki peluang untuk memimpin dalam praktik bisnis yang berkelanjutan. Lebih dari setengahnya atau 55% meyakini bahwa bisnis keluarganya menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari semua rencana yang dilakukan, sementara 71% mengakui bahwa bisnisnya memiliki tanggung jawab untuk memerangi perubahan iklim dan dampak yang terkait.

Global NextGen Survey PwC 2022, menyurvei lebih dari seribu anggota NextGen dalam bisnis keluarga di 68 negara secara global untuk memahami prioritas dan tantangan utama mereka.

Peter Englisch, Global Family Business Leader dari PwC Jerman berkata: “Sulit bagi bisnis keluarga untuk bertahan selama beberapa generasi. Anggota NextGen yang kami ajak bicara, seperti generasi saat ini, memahami kebutuhan mendasar akan pertumbuhan untuk menciptakan nilai bagi generasi mendatang. NextGen juga menyadari bahwa dibutuhkan pendekatan dan keterampilan baru untuk mendorong pertumbuhan dan menjaga bisnis tetap berkembang, sehingga wajar apabila keberlanjutan dan perubahan iklim menjadi agenda utama mereka.”

Meskipun NextGen dengan jelas melihat praktik bisnis yang berkelanjutan sebagai bagian integral dari kesuksesan jangka panjang, survei menunjukkan bahwa NextGen mungkin perlu meningkatkan keterlibatannya dalam waktu dekat. Area-area yang NextGen terlibat secara aktif saat ini adalah mencapai pertumbuhan bisnis (59%), memastikan bahwa bisnisnya menawarkan produk dan layanan yang tepat (50%), dan mengadopsi teknologi baru (44%). Hanya 28% yang mengatakan bahwa saat ini mereka terlibat dalam meningkatkan fokus pada keberlanjutan dan dampak, meskipun 72% mengatakan bahwa mereka berharap untuk terlibat dalam agenda tersebut di masa depan. Selain itu, hanya seperempat dari NextGen yang mengatakan bahwa mereka saat ini terlibat dalam mengurangi dampak lingkungan dari bisnisnya, sedangkan 65% di antaranya berharap untuk melakukan itu di masa depan.

Pandemi berdampak pada partisipasi bisnis keluarga NextGen

COVID-19 adalah pedang bermata dua bagi keterlibatan NexGen dalam bisnis keluarga. Hampir setengah dari responden atau 43% mengatakan bahwa mereka merasa lebih berkomitmen pada bisnis dibandingkan sebelum pandemi dan bahwa mereka sekarang lebih terlibat dalam bisnis. Lebih dari separuhnya yaitu 56%, percaya bahwa komunikasi di antara anggota keluarga tentang bisnis meningkat selama pandemi. Namun, ketidakpastian yang dihasilkan karena pandemi juga telah membuat generasi saat ini lebih kecil kemungkinannya untuk melepaskan kontrol dan lebih sulit bagi NextGen untuk memantapkan posisinya. Hanya 28% NextGen yang mengatakan bahwa mereka diberi wadah untuk menjalankan operasional internal yang signifikan untuk dijalankan, dibandingkan dengan 48% dalam survei kami tahun 2019; 32% mengatakan bahwa mereka dimintai pendapat sebelum produk dan layanan baru diluncurkan, turun dari 36% pada tahun 2019; dan 45% merasa sulit untuk membuktikan diri sebagai pemimpin atau anggota dewan baru.

Keengganan generasi saat ini untuk pensiun menimbulkan tantangan khusus bagi NextGen, menurut 57% dari NextGen yang disurvei. 39% dari NextGen mengatakan ada penolakan dalam bisnis mereka untuk menerima perubahan.

Namun, ada perkembangan yang sangat positif untuk NextGen dan bisnis keluarga secara umum, di mana 61% NextGen mengatakan keluarganya memiliki succession plan dan 39% NextGen mengatakan bahwa mereka terlibat dalam pengembangan rencana itu.

Irhoan Tanudiredja, Entrepreneurial & Private Business Leader dari PwC Indonesia, mengatakan: “Succession plan yang kuat sangat penting untuk bisnis keluarga. Hampir dua pertiga dari NextGen di Asia Pasifik mengetahui rencana tersebut sementara 21% tidak mengetahui. Selain itu, para pemimpin NextGen menjadi lebih terlibat dan berkomitmen pada bisnis, tetapi masih ada tantangan untuk membangun kepercayaan antara generasi sekarang dan generasi berikutnya. Survei ini menunjukkan bahwa komunikasi telah meningkat dan ini merupakan dasar yang baik untuk generasi baru. Inilah saatnya untuk menyempurnakan succession plan dan untuk menentukan keterampilan kepemimpinan yang diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan di masa depan. Perusahaan juga harus menentukan tolok ukur utama dalam perjalanan menuju suksesi, dan apa yang harus dilakukan NextGen untuk menunjukkan bahwa mereka siap untuk mengambil kendali. Dengan begitu, generasi saat ini dapat bertransisi ke peran pendukung dengan lebih percaya diri.”

NextGen membawa perspektif baru

PwC juga baru-baru ini menyurvei generasi saat ini dari pemilik bisnis keluarga, dan walaupun mereka sependapat dengan NextGen dalam banyak hal, ada beberapa perbedaan yang penting. Kedua generasi berfokus pada pertumbuhan, tetapi hanya separuh dari generasi saat ini yang percaya bahwa bisnis mereka memiliki tanggung jawab untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya, dibandingkan dengan hampir tiga perempat NextGen.

Persentase NextGen yang hampir sama tingginya (76%) percaya bahwa bisnis mereka secara aktif berkontribusi kepada masyarakat, dibandingkan dengan lebih dari setengah (54%) dari generasi saat ini. Ada juga sedikit kesenjangan digital antargenerasi.

Persentase yang hampir sama yaitu 42% NextGen dan 38% generasi saat ini percaya bahwa bisnis mereka memiliki kemampuan digital yang kuat, tetapi sepertiga dari NextGen mengatakan generasi saat ini tidak sepenuhnya memahami peluang dan risiko digital dalam bisnis mereka.

Bisnis keluarga dapat memberdayakan wanita NextGen dengan lebih baik

Survei menunjukkan bahwa banyak bisnis keluarga dapat memperoleh manfaat dari memberi perhatian yang lebih besar pada peran pria dan wanita yang menjadi NextGen di perusahaan. Dari wanita NextGen yang disurvei, yang memegang peran kepemimpinan jauh lebih sedikit (43%) dibandingkan responden pria (59%). Tidak heran bahwa ada lebih sedikit wanita (66%) yang memiliki gagasan yang jelas tentang ambisi pribadi mereka untuk peran masa depan dalam bisnis keluarga dibandingkan dengan pria NextGen (79%).

Selain itu, dalam bidang prioritas teratas untuk mencapai pertumbuhan bisnis, hanya setengah dari wanita (53%) yang mengatakan bahwa mereka terlibat secara aktif di sana, dibandingkan dengan 69% pria. Wanita memainkan peran yang relatif aktif dibandingkan pria di sejumlah bidang termasuk memperbaiki kondisi kerja (44% menjadi 46%), meningkatkan fokus pada investasi untuk keberlanjutan dan dampak (33% menjadi 29%) dan mengurangi dampak lingkungan organisasi (27% menjadi 26 %) tetapi ada kesempatan bagi wanita untuk memainkan peran yang lebih besar di banyak bidang prioritas utama.

Irhoan Tanudiredja menambahkan: “Bisnis keluarga adalah barometer yang baik untuk ekonomi global dan kami gembira dengan temuan survei kami. Para NextGen dari bisnis keluarga melihat hubungan penting antara ESG dan pertumbuhan bisnis. Mereka siap untuk belajar, beradaptasi, dan memainkan peran yang lebih besar dalam membentuk masa depan bisnis dan keluarga. Komitmen yang kami lihat dari NextGen memberi kami optimisme untuk masa depan yang dibangun di atas pertumbuhan yang berkelanjutan.”

 

Tentang laporan
Survei NextGen adalah survei pasar global di antara anggota generasi berikutnya dalam bisnis keluarga di 68 wilayah. Tujuan dari survei ini adalah untuk lebih memahami apa yang dipikirkan NextGen tentang isu-isu utama dan peran yang mereka mainkan, dan peran apa yang mereka pikir harus mereka mainkan, dalam bisnis keluarga. Survei dilakukan secara online antara tanggal 8 Oktober dan 12 Desember 2021.

Tentang PwC Indonesia
PwC Indonesia terdiri dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, dan Melli Darsa & Co., Advocates & Legal Consultants, masing-masing sebagai entitas hukum dan firma anggota yang terpisah, dan semuanya secara bersama-sama membentuk firma anggota Indonesia dari jaringan global PwC, yang secara bersama-sama disebut sebagai PwC Indonesia.

Tentang PwC
Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 156 negara dengan lebih dari 295.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com.

PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.

© PwC 2022. Hak cipta dilindungi undang-undang.

 

Contact us

Cika Andy

External Communications, PwC Indonesia

Tel: +62 21 509 92901

Follow PwC Indonesia