Lebih dari sepertiga pengelola hedge fund tradisional kini berinvestasi dalam aset digital, hampir dua kali lipat dibandingkan setahun lalu: PwC Global Crypto Hedge Fund Report 2022

Kehadiran pengelola hedge fund kripto semakin marak dengan laju yang kian pesat – diperkirakan kini berjumlah lebih dari 300

Jakarta, 7 Juli 2022 – Bahkan dengan volatilitas yang luar biasa di sektor ini, ada lebih banyak pengelola hedge fund tradisional yang berinvestasi di kripto dan lebih banyak pengelola investasi spesialis kripto yang tercipta seiring semakin diterimanya kelas aset digital. Dari pengelola hedge fund tradisional yang disurvei, 38% di antaranya saat ini berinvestasi dalam aset digital, dibandingkan dengan 21% tahun lalu. Sementara itu, jumlah pengelola hedge fund spesialis kripto diperkirakan kini mencapai posisi 300 teratas secara global, dengan laju pendirian perusahaan pengelola baru yang semakin cepat dalam dua tahun terakhir. 

Total dana kelolaan (asset under management/AuM) dari pengelola hedge fund kripto yang disurvei adalah US$4,1 miliar pada tahun 2021, naik 8% dari tahun sebelumnya. Itulah hasil temuan dari 4th Annual Global Crypto Hedge Fund Report 2022 PwC, yang dibuat bersama dengan Alternative Investment Management Association (AIMA) dan CoinShares (melalui akuisisi Elwood Asset Management, eks unit indeks ekuitas ETF dari Elwood Technologies).

Menurut laporan tersebut, sebagian besar pengelola hedge fund tradisional yang masuk ke aset digital masih sebatas mencoba-coba – 57% di antaranya memiliki kurang dari 1% dari total AuM dalam aset digital. Namun, perlu dicatat bahwa pada 20% dari perusahaan pengelola investasi tersebut, aset digital membentuk antara 5% dan 50% dari AuM. Selanjutnya, dua pertiga pengelola (67%) yang saat ini berinvestasi dalam aset digital bermaksud untuk menanamkan lebih banyak modal ke dalam kelas aset itu pada akhir tahun 2022.

Untuk pengelola hedge fund spesialis kripto yang disurvei, rata-rata AuM meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US$58,6 juta dari US$23,4 juta pada tahun sebelumnya, sementara median AuM hampir tiga kali lipat menjadi US$24,5 juta dari US$8,5 juta. Dari tahun 2020 hingga 2021, persentase pengelola hedge fund kripto dengan AuM melebihi $20 juta meningkat dari 46% menjadi 59%.

John Garvey, Global Financial Services Leader, PwC Amerika Serikat, mengatakan: “Runtuhnya Terra baru-baru ini dengan jelas menunjukkan potensi risiko dalam aset digital. Akan terus ada volatilitas, tetapi pasar semakin matang dan bersama itu, akan hadir tidak hanya lebih banyak pengelola hedge fund yang berfokus pada kripto dan AuM yang lebih tinggi, tetapi juga lebih banyak pengelola investasi tradisional yang memasuki ranah kripto.”

Kinerja pengelola hedge fund kripto sedikit melandai namun tetap solid

Pengelola hedge fund kripto terus mencapai pertumbuhan yang kuat, terlepas dari volatilitas kripto. Menurut laporan tersebut, median pengelola investasi kripto mencapai imbal hasil +63,4% pada 2021, meskipun angka itu secara signifikan turun dari +127,55% median imbal hasil tahun 2020. Strategi perdagangan yang sukses (berdasarkan median imbal hasil) dipimpin oleh discretionary long/short (+199) %) diikuti oleh discretionary long saja (+176%), quantitative long saja (+109%), quantitative long/short (+66%), dan market neutral (+26%). Sebagian besar pengelola hedge fund kripto memperdagangkan Bitcoin 'BTC' (86%) diikuti oleh Ethereum 'ETH' (81%), Solana 'SOL' (56%), Polkadot 'DOT' (53%), Terra 'LUNA' (49%), dan Avalanche 'AVAX' (47%).

Pengelola hedge fund kripto juga terlibat dalam staking mata uang kripto (46%), pemberian pinjaman (44%), dan pengambilan pinjaman (49%). Proporsi derivatif pengelola hedge fund kripto yang memperdagangkan derivatif juga meningkat pesat, menjadi 69%, dari 56%.

Semakin banyak pengelola hedge fund tradisional berinvestasi di kripto tetapi beberapa masih ragu

AIMA kembali berpartisipasi dalam penelitian tahun ini untuk memberikan wawasan tentang meningkatnya minat pengelola hedge fund tradisional pada industri aset digital.

Jumlah manajer hedge fund tradisional yang tidak berinvestasi dalam aset digital menyusut – turun menjadi 62% responden dari 79% tahun lalu. Dari mereka yang saat ini tidak berinvestasi, hampir sepertiga, 29%, berada dalam perencanaan tahap akhir untuk berinvestasi atau ingin berinvestasi. Namun, sejumlah besar manajer tetap ragu-ragu – 41% dari mereka yang saat ini tidak berinvestasi mengatakan mereka kemungkinan tidak berinvestasi dalam tiga tahun ke depan, sementara 31% mengatakan mereka ingin tahu tentang aset digital tetapi menunggu pematangan pasar lebih lanjut.

Ketidakpastian peraturan adalah masalah utama untuk pengelola hedge fund, baik saat ini berinvestasi dalam aset digital maupun tidak. Kurangnya kejelasan peraturan dan rezim pajak disebut-sebut sebagai tantangan utama oleh 89% manajer hedge fund yang saat ini berinvestasi dalam aset digital dan bagi manajer yang saat ini tidak berinvestasi dalam kripto, ketidakpastian peraturan dianggap sebagai hambatan utama yaitu sebesar 83%.

Pengalaman investasi dan peningkatan tata kelola dapat mendukung pertumbuhan pengelola investasi kripto

Pengelola investasi yang berfokus pada kripto menarik semakin banyak SDM investasi, menurut laporan tersebut. Pada tahun 2021, ukuran tim investasi rata-rata tumbuh dari 7,6 menjadi 9,6 orang. Ada juga peningkatan fokus pada operasi dan tata kelola. Persentase pengelola hedge fund kripto yang menggunakan kustodian independen meningkat pada tahun 2021 dari 76% menjadi 82%. Sebagian besarnya yaitu 91% dari pengelola investasi yang disurvei telah melibatkan auditor independen. Jumlah pengelola investasi dengan direksi independen juga mengalami peningkatan yang nyata menjadi 51% pada tahun 2021, dibandingkan dengan 38% pada tahun 2020.

Di ranah hedge fund tradisional, para manajer menyebut sejumlah area infrastruktur pasar yang perlu diperbaiki untuk adopsi aset digital, di mana yang teratas adalah audit dan akuntansi sebesar 94%, dan juga termasuk manajemen risiko dan kepatuhan (93%), kemampuan untuk menggunakan aset digital sebagai agunan, (93%) dan administrasi pengelola investasi (89%).

Olwyn Alexander, Global Asset and Wealth Management Leader, PwC Irlandia, menyampaikan: “Meningkatnya selera dan permintaan dari investor telah mendorong minat pada kripto sebagai kelas aset, mulai dari ritel hingga institusional. Selain banyak pengelola hedge fund yang berinvestasi di kripto, banyak manajer aset “tradisional” yang lebih besar telah menjelajahi ranah kripto, melakukan uji coba, dan kini mulai meluncurkan produk. Ini akan membantu mempercepat pelembagaan pasar kripto dan, seiring dengan matangnya pasar, regulasi dan infrastruktur akan terus meningkat. Menilik perkembangan pasar baru-baru ini, kami mengamati adanya permintaan yang lebih besar dari investor terkait transparansi dan kepercayaan." 

Dalam komentarnya tentang laporan tersebut, Jack Inglis, CEO AIMA, mengatakan: “Dari temuan dalam laporan tahun ini, ada bukti jelas tentang peningkatan penyerapan dan penggunaan aset digital dalam strategi pengelola hedge fund tradisional. Diversifikasi dan peluang market neutral alpha disebut sebagai pendorong utama untuk berinvestasi dalam aset digital. Meskipun hasil survei ini diselesaikan sebelum volatilitas terbaru dalam harga aset digital, menarik untuk membandingkannya dengan laporan tahun lalu yang menunjukkan bahwa lintasan pertumbuhan nampaknya terjamin.”

 

 

Tentang Global Crypto Hedge Fund Report 2022

Data yang dimuat dalam laporan ini, edisi tahunan ke-4, berasal dari penelitian yang dilakukan pada Kuartal I-2022 dengan sampel 77 perusahaan pengelola hedge fund spesialis kripto. Laporan ini secara khusus berfokus pada pengelola hedge fund kripto dan mengecualikan data dari indeks/pelacakan/pengelola investasi pasif kripto dan pengelola modal ventura kripto. Kami bekerja sama dengan Elwood Asset Management (sekarang menjadi bagian dari CoinShares) untuk mendapatkan tanggapan survei dari manajer hedge fund kripto. Kami bekerja sama dengan Alternative Investment Management Association (AIMA) untuk mendapatkan data dari pengelola hedge fund yang tidak berfokus pada kripto (disebut sebagai pengelola hedge fund "tradisional"). 

Tentang PwC Indonesia

PwC Indonesia terdiri dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, dan Melli Darsa & Co., Advocates & Legal Consultants, masing-masing sebagai entitas hukum dan firma anggota yang terpisah, dan semuanya secara bersama-sama membentuk firma anggota Indonesia dari jaringan global PwC, yang secara bersama-sama disebut sebagai PwC Indonesia.

Tentang PwC

Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 156 negara dengan lebih dari 295.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com.

PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.

© PwC 2022. Hak cipta dilindungi undang-undang.

 

 

Contact us

Cika Andy

External Communications, PwC Indonesia

Tel: +62 21 509 92901

Follow PwC Indonesia