Kontan Online
21 Januari 2021
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengutarakan, Kementerian Perdagangan akan menggelar empat acara unggulan terkait keketuaan Indonesia ASEAN 2023. Hal ini dilakukan untuk memperkuat peran ASEAN sebagai hub produksi regional.
Demikian dijelaskan Wamendag Jerry dalam diskusi "Indonesia’s ASEAN/Business Advisory Council (BAC) Chairmanship 2023: Strengthening ASEAN Centrality in Global Markets” yang dihelat pada Rabu (18/1) di Paviliun Indonesia di Davos, Swiss. Diskusi tersebut adalah bagian dari World Economic Forum (WEF) 2023 selama 16—20 Januari 2023.
Turut hadir sebagai pembicara Wakil Ketua KADIN Bernardino Vega dan Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa Febrian A. Ruddyard. Bertindak sebagai panelis diskusi Komisaris Utama Bank Mandiri Chatib Basri dan Advisory Partner PwC ASEAN BAC Radju Musunamy.
“Rencananya, Indonesia akan menggelar delapan acara unggulan. empat di antaranya akan berada di bawah Kementerian Perdagangan. Acara pertama, peluncuran fisik ASEAN Online Sale Day (AOSD). Kedua, seremonial implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) setelah Filipina menyelesaikan proses ratifikasinya. Ketiga, peluncuran New ASEAN Tariff Finder. Keempat, penyelesaian kajian dan peluncuran negosiasi Digital Economy Framework Agreement (DEFA),” jelas Wamendag Jerry.
Dalam kesempatan tersebut, Wamendag Jerry meneruskan arahan Presiden Joko Widodo yang pernah disampaikan dalam dalam ASEAN Business and Investment Summit 2022. “ASEAN harus mampu mengambil peran sebagai mesin utama pertumbuhan kawasan dengan beberapa cara. Cara pertama, menguatkan peran ASEAN sebagai hub produksi regional yang merupakan bagian integral dari rantai nilai global yang sangat kompetitif. Cara selanjutnya, mendorong transisi energi untuk ketahanan energi yang berkelanjutan demi menghindari krisis energi akibat konflik,” ujar Wamendag Jerry.
Presiden Jokowi juga mengajak seluruh sektor swasta untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi, memperkuat posisi ASEAN sebagai hub produksi yang kompetitif, serta mempercepat hadirnya energi bersih yang andal dan terjangkau.
Dengan semangat dan komitmen tersebut, Indonesia telah melaksanakan serah terima Keketuaan ASEAN 2023 dari Kamboja pada November 2022 silam dan menetapkan tema keketuaan ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Artinya, Indonesia siap memegang peran penting dalam memimpin arah dan tujuan kerja sama politik, ekonomi, dan sosial budaya ASEAN.
Wamendag Jerry menegaskan, pentingnya ASEAN bagi negara-negara kawasan dan dunia didukung tiga pilar utama yang membangun hakikat kekuatan ASEAN, yaitu sentralitas, stabilitas, dan kemakmuran. Adapun visi tema ASEAN Indonesia 2023 diarahkan untuk membangun ASEAN yang tangguh, adaptif, dan inklusif; memainkan peran sentral; dan memberikan manfaat kepada masyarakat, baik secara internal di dalam negara kawasan maupun secara eksternal kepada dunia.
Wamendag Jerry menambahkan, mempertimbangkan megatren strategis dan mengatasi dampak krisis multidimensi terhadap pangan, energi, dan keuangan, Indonesia mengumumkan usulan priority economic deliverables (PED) di bawah keketuaan Indonesia. Semuanya dirangkai menjadi tiga dorongan strategis. Dari 16 PEDdi bawah pilar ASEAN Economic Community (AEC), tujuh di antaranya akan berada di bawah lingkup ASEAN Economic Ministers (AEM).
“Dorongan strategis pertama, yaitu membangun kembali pertumbuhan regional melalui pasar yang terhubung dan daya saing baru dengan ASEAN Services Facilitation Framework (ASFF); penandatanganan Protokol ke-2 untuk Mengubah Agreement Establishing the ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA); pembentukan unit pendukung RCEP di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Indonesia; serta Inisiatif Berbasis Proyek Industri ASEAN,” tutur Wamendag Jerry.
Dorongan strategis kedua yaitu mempercepat transformasi dan partisipasi ekonomi digital yang inklusif. Caranya dengan implementasi penuh e-Form D melalui ASEAN Single Window dan pernyataan pemimpin untuk mengembangkan DEFA.
Terakhir, yaitu mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan untuk masa depan yang tangguh dengan menyusun peta jalan harmonisasi standar ASEAN untuk mendukung implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
(Ignatia Maria Sri Sayekti)