This site uses cookies to collect information about your browsing activities in order to provide you with more relevant content and promotional materials, and help us understand your interest and enhance the site. By continuing to browse this site you agree to the use of cookies, and you verify and consent on collection and use of your e-mail address in accordance with PwC Privacy Statement. Visit our cookie policy to learn more.
By Arif Wicaksono
Jakarta - PwC’s 27th Annual Global CEO Survey menunjukkan sebagian besar CEO secara global dan di Asia Pasifik termasuk Indonesia, telah mengambil beberapa langkah reinvention untuk bisnis mereka. Berdasarkan survei tahun ini, sebagian besar perusahaan di Indonesia (93 persen) sudah berupaya melakukan reinvention atau menemukan formula bisnis yang lebih baik.
Mayoritas CEO melihat GenAI sebagai katalis untuk reinvention yang akan mendorong efisiensi, inovasi, dan perubahan transformasional. Lebih dari dua pertiga CEO di Indonesia memperkirakan dampak besar GenAI terhadap perusahaan, tenaga kerja, dan pasar mereka dalam tiga tahun ke depan.
Namun, 53 persen CEO mengaku belum mengadopsi GenAI di seluruh perusahaan mereka dalam 12 bulan terakhir
Namun, pada tahun mendatang, sekitar separuh CEO di Indonesia mengharapkan GenAI dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan (57 persen) dan meningkatkan kualitas produk atau layanan (56 persen).
Hampir tujuh dari sepuluh responden percaya bahwa dalam tiga tahun ke depan, GenAI akan meningkatkan daya saing (76 persen), mendorong perubahan pada model bisnis mereka (72 persen), dan membutuhkan keterampilan baru dari tenaga kerja mereka (69 persen).
Sudah lakukan perubahan bisnis
Berdasarkan survei tahun ini, sebagian besar perusahaan di Indonesia (93 persen ) dan Asia Pasifik (97 persen) sudah berupaya melakukan reinvention.
Namun, meskipun para CEO berupaya melakukan perubahan terhadap model bisnis perusahaan mereka, 56 persen CEO di Indonesia dan 63 persen CEO di Asia Pasifik masih merasa tidak yakin akan kelangsungan hidup perusahaan mereka dalam dekade mendatang.
CEO di tingkat global (24 persen), di Asia Pasifik (21 persen) dan di Indonesia (23 persen) menyebutkan volatilitas makroekonomi sebagai ancaman utama mereka, diikuti oleh inflasi dan ketegangan geopolitik.
PwC mensurvei 4.702 CEO global, termasuk 1.774 di Asia Pasifik dari 2 Oktober hingga 10 November 2023. Angka-angka global dan regional dihitung secara proporsional terhadap PDB nominal negara tersebut. Angka-angka di tingkat industri dan negara didasarkan pada data tidak tertimbang dari sampel lengkap 4.702 CEO.